hhttp://suaramirza.blogspot.com

Popular Posts

Pages

Muhammad Mirza. Diberdayakan oleh Blogger.

Pendengar

Menyigi Ujian Nasional

Aku selalu bertanya mengapa Ujian Nasional sangat Heboh,sampai diperlukan Pengawalan oleh Polisi-Polisi? Dan beberapa Pelajar sampai sangat Tertekan dan bahkan pergi ke Kuburan Keramat pula (untuk meminta Petunjuk) :-) 

Apakah di Masa Lampau Pendidikan di Indonesia sampai Seheboh ini? Jawabannya tidak (khususnya di Masa Kekuasaan Kerajaan Belanda). Buktinya adalah Ibuku yang bisa bercakap Bahasa Belanda,Palembang dan Banjar (keduanya adalah Dialek Bahasa Melayu). Ibuku bisa bercakap dalam Bahasa Melayu Palembang,karena Beliau meskipun Orang Medan,tapi Beliau lama bermukim di Kota Palembang,kemudian Ibuku ikut kedua orang tuanya ke Borneo Tengah (karena Ayahnya yang adalah seorang Polisi bertugas di sana pada sekitar Tahun 50-an),karena itulah Ibuku bisa bercakap dalam Bahasa Banjar. Dan kebanyakan Anggota Keluargaku yang mengalami Pendidikan di Masa Lampau (Masa Kekuasaan Kerajaan Belanda dan Pada Masa Awal Kemerdekaan,sekitar Tahun 40-an,50-an dan 60-an),mereka bisa bercakap dalam lebih satu Bahasa Asing (Kakekku dari Pihak Ibuku,Beliau bisa Bercakap dalam 4 Bahasa Asing,yaitu Inggris,Belanda dan Jerman serta Perancis). 

Haruskah semua unsur Pendidikan di Negeriku,selalu mengikuti "Ketentuan Baku Yang Berasal Dari Jakarta"? Jawabanya adalah sama sekali tidak,karena setiap Daerah di Kepulauan Melayu/Nusantara ini mempunyai Ketentuan Baku Pendidikan yang berbeda-beda dan tak seharusnya diseragamkan pula.

Kemampuan atau Keahlian yang diperlukan di Papua.Maluku dan Pulau Mianggas,pastilah berbeda dengan yang diperlukan di Jakarta. 

Kesalahan Besar Dunia Pendidikan kita adalah berusaha menjadikan sebanyak-banyaknya Sarjana di Indonesia,tapi mereka hanya diajar atau diarahkan untuk menjadi Pegawai atau Karyawan yang baik (disebut pula "Link and Match"-terjemahan bebasnya adalah "Mengikuti Permintaan Pasar" :-) ).

Di Negeri yang hampir seluas Eropa,seperti Negeriku sebenarnya yang diperlukan adalah sebanyak-banyaknya Pengusaha atau Wiraswastawan,agar bisa memberikan Lapangan Pekerjaan sebanyak-banyaknya pula.

Jadi sebaiknya Ujian Nasional ditiadakan dan digantikan dengan Ujian yang disesuaikan dengan Keperluan Daerah-Daerah yang bersangkutan.



Catatan Kaki : Heboh atau Kehebohan berarti Kegemparan,Ujian Nasional dahulu dikenal pula sebagai Ebtanas - Evaluasi Belajar Tahunan Nasional dan Pulau Mianggas adalah sebuah Pulau yang berada di Perbatasan Indonesia dan Pilipina,Menyigi berarti Mengungkap atau Mencari Tahu
< >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar