Aku pertama kali menonton film-film yang ditayangkan di Jiffest pada Desember 2005,tepatnya saat aku pulang dari Kantor pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2005,film yang aku pilih untuk aku tonton pada saat itu adalah "Comandante" (Oliver Stone,99 Menit),Film ini tentang : Wawancara penuh keakraban dengan Fidel Castro tentang segala hal dari Politik sampai Cheseburger,Film ini menguak bagaimana seorang Antagonis Negara Adikuasa,berhasil berkuasa lebih dari seperempat abad (+25 Tahun),namun tetap dicintai rakyatnya. Oliver Stone menghibur kita sambil menunjukkan sesuatu yang berlawanan di Rezim Kuba ; diantaranya adalah Sepatu Fidel yang bermerek Nike dan Botol Coca-Cola yang disembunyikan :-)
Pada Desember 2006,aku kembali berkunjung ke Jiffest dan aku menonton 2 Film (dari Argentina dan Belanda,tapi sayangnya,menurutku 2 Film itu tak begitu menarik).
Bagiku Jiffest yang paling Berkesan adalah Jiffest Tahun 2007 dan Tahun 2008,karena film-film yang aku tonton adalah film-film yang menurutku benar-benar Bagus.
Film yang aku tonton untuk Pertama kalinya pada Tahun 2007 (9-12-2007-Minggu) adalah sebuah Film yang berjudul "The US vs John Lennon" (David Leaf & John Scheinfeld,99 Menit),film ini berkisah tentang usaha Pemerintah Amerika Serikat untuk mendeportasi John Lennon dan Yoko Ono pada tahun 70 an,pada saat itu Kecaman dan Unjuk Rasa yang Menentang Perang Vietnam Marak di Amerika Serikat. Kemudian John Lennon menyuarakan Pesan-Pesan Perdamaian melalui Lagu-Lagu Ciptaannya yang lalu menjadi Lambang Semangat untuk terciptanya Perdamaian,namun bagi Pemerintah Amerika Serikat,John Lennon adalah Ancaman Nasional yang harus segera Dibungkam.
Saat aku akan menonton film ini aku agak kuatir Pertama : Aku tak kebagian Tiket, Kedua : Aku kuatir,aku akan pulang Larut Malam (karena esoknya aku harus bekerja di Kantor). Ternyata aku masih Beruntung karena ada sebuah Tiket yang tak dipergunakan oleh si Empunya (karena ada sesuatu yang mendesak dia terburu-buru meninggalkan Gedung Djakarta Theater).
Aku benar-benar Puas,setelah menonton film itu (The US vs John Lennon) dan menurutku film itu benar-benar bagus,khususnya bagi seorang Pengemar John Lennon dan The Beatles seperti aku dan Perasaanku benar-benar Puas :-)
Kemudian pada Hari Jumat (14-12-2007) aku kembali mengunjunggi Jiffest yaitu yang diselenggarakan di TIM (Taman Ismail Marzuki-Menteng,Jakarta Selatan),saat aku akan pergi kesana,aku baru saja mengalami Masalah di Kantor tempat aku bekerja,karena aku baru saja Bertengkar dengan Rekan Sekantorku,jadi aku rasa bagus aku pergi kesana,kerena untuk menghilangkan Keteganggan yang aku Alami saat aku berada di Kantor.
Film yang aku tonton untuk Pertama Kalinya di sana adalah sebuah Film Pilipina yang berjudul "Donsol" (Adolfo Alix,Jr,105 Menit),film itu berkisah tentang Kisah Cinta Daniel dan Teresa (yang jauh lebih tua daripada si Daniel). Teresa mempunyai sebuah Rahasia yang dia simpan sedalam mungkin (si Teresa adalah Penderita Penyakit Kanker Payudara dan salah satu Payudaranya diamputasi). Kemudian hubungan mereka harus teruji seiring berjalannya waktu.
Setelah aku menonton Film Donsol,kemudian aku menonton beberapa Film Indie yang Unik berasal dari Thailand dan Singapura.
Inilah beberapa Film Indie Unik yang berasal dari Singapura : "Blood Ties" (Chai Yee Wei,12 Menit),film ini dimulai ketika anak laki-lakinya terbunuh dan pembunuhnya mati,kemudian Madam Lee mulai Curiga bahwa anak perempuannya yang terlibat dalam Kematian pembunuh-pembunuh tersebut.
"Dream A Rainbow" (Ming,1 Menit),Video atau Film ini dibuat untuk memperkenalkan Situs ; http://singaporeuniquely.com
Dengan pemusatan pada beberapa Gambar dengan Akhir yang mengejutkan.
"The Mole" (Victric Thng,12 Menit),film ini berkisah tentang Gadis Kecil bernama Molly Parker yang Jatuh Sakit,kemudian pada saat Tuan Anderson (Dokter Keluarga Parker) datang untuk merawatnya,untuk pertama kalinya si Molly Parker berharap akan kunjungan Dokter Anderson berikutnya. Namun harapan si Molly akan membawa hal yang tidak dia duga sebelumnya (karena Tahi Lalatnya bertambah Besar).
"Remember Me" (Chris Chong Chan Fui,14 Menit),jika ada satu hal dalam hidup yang layak dimiliki,apakah layak kita mengorbankan hal lain untuk meraih satu hal tersebut?
"Stranger" (Boo Junfeng dan Adrian Tan,4 Menit),seorang laki-laki Cina Han/Tionghoa,mengunjunggi Kawasan "Little India",pada Perayaan Deepavali untuk mengenang masa lalunya saat kawan-kawan lamanya merayakan beragam Festival Kebudayaan di Singapura.
"Sunat" (M.Raihan Halim,10 Menit),film ini berkisah tentang seorang Anak Laki-Laki yang harus melalui tahapan "Sunat" untuk menjadi seorang Laki-Laki Sejati (sebuah Film Lawak nan Ceria :-) ).
Inilah beberapa film Indie Unik yang berasal dari Thailand : "All the Chapter of the Song you Ate Me" (Armont Nongyao,10 Menit) ; Seluruh bagian dari lagu itu tentang diriku (benar-benar unik,bukan? :-) )
Film ini menunjukkan adegan bunyi irama lagu yang berasal dari sebuah Mesin Ketik yang sedang dipergunakan.
"Always" (Sivaroj Kongsakul,17 Menit),film ini berkisah tentang Kenangan Indah Kakek dan Nenek kita.
"Fat Girl" (Chanchana Akjiratikarl dan Chayanuch Akjiratikarl,11 Menit),Kisah seorang Gadis yang Gemuk/Gendut yang hanya mempunyai satu keinginan dalam hidupnya,yaitu mengenakan Gaun Putih,karena itu dia ingin Kurus :-)
"Little Plant at the Old House" (Sasikan Suvanasuthi,5 Menit),ini adalah Kisah Mimpi-Mimpi Ibu dan Anak Perempuannya yang masih bisa terwujud.
Aku kembali berkunjung ke Jiffest setelah aku dengan Ibuku dan Adikku yang Perempuan berkunjung ke Pesta Perkawinan Saudara Sepupuku.
Hari Minggu 16 Desember 2007 adalah Hari Terakhir penyelenggaraan Jiffest dan besok aku harus bekerja di Kantor,jadi aku harus cepat pulang setelah sebelumnya aku menonton film yang Bagus :-)
Aku memulai Acara menonton Film di Jiffest (TIM,Menteng,Jakarta Pusat-Kineforum),dengan sebuah Film Singapura yang berkisah tentang Orang Tua Tunggal bernama Sui dengan 2 Anak Laki-Lakinya yang bernama Li Ahh dan Li Ohm. Film ini adalah sebuah film yang Jenaka sekaligus mengharukan (disutradarai Liew Seng Tat,97 Menit).
Kemudian aku lanjutkkan dengan menonton sebuah Film Malaysia yang berjudul "The Last Communist" (Lelaki Komunis Terakhir-Amir Muhammad). Film Dokumenter Semi-Musikal ini,berkisah tentang Chin Peng Pemimpin Partai Komunis Malaya yang sudah dilarang melakukan kegiatan mereka di Malaysia.
Pada Jiffest di tahun 2008,aku agak menyesal,karena aku telah melewatkan film-film Bagus yang ditayangkan pada Hari Sabtu (7-12-2008). Karena aku memilih untuk membaca dan membeli Buku ditempat Penjualan buku-buku Bekas.
Aku menyesal,karena aku melewatkan menonton Film Bagus dari Thailand yang berjudul "The Convert" (Panu Aree,Kong Rithdee,Kaweenipon Ketprasit,83 Menit),film ini berkisah tentang June yang memeluk Agama Buddha,menikah dengan Ake yang adalah seorang Laki-Laki Muslim yang Taat berasal dari Propinsi Satul. Setelah mengunjungi Kampung Halaman Ake selama 10 hari,kemudian si June memutuskan untuk pindah Agama dan mengenakan Jilbab serta meninggalkan pekerjaannya di Bangkok dan pindah pula ke sebuah pulau di bagian selatan Thailand untuk memulai Hidup Baru.
Aku memulai Acara menonton film-film Jiffest pada Hari Sabtu (8-12-2008) dengan sebuah Film yang berkisah tentang Kehidupan Getir seorang Gadis Vietnam,bernama Mai (Little Heart-Trai Tim Be Bong/Nguyen Thanh Van,84 Menit). Kisah dimulai dari dari keinginan Mai yang masih Mudah Belia/Remaja yang tinggal dengan Keluarganya yang Miskin di sebuah Desa di Vietnam. Karena dia ingin meringankan Beban Keluarganya lalu dia memutuskan untuk pergi ke Saigon untuk Belajar Menjahit,tapi yang terjadi adalah Mai dijual ke tempat Pelacuran dan membuat Mai menyadari bahwa MImpinya mungkin tak akan pernah Tercapai.
Setelah aku selesai menonton Film itu,aku tak begitu saja puas karena aku masih ingin menonton film-film Bagus lagi. Kemudian aku melihat Buku Panduan Jiffest 2008,ternyata ada beberapa film Bagus yang ditayangkan di Goethe Institut dan letaknya tak begitu jauh dari TIM (Taman Ismail Marzuki dan Goethe Institut terletak di Daerah Menteng Jakarta Pusat). Setelah aku bertanya pada seseorang tentang Angkutan Umum yang menuju ke sana (seingatku aku naik Kopaja menuju ke sana).
Aku memulai Acara Menonton Film di Jiffest dengan sebuah Film Australia yang berjudul "Donkey In Lahore" (Faramarz K Rahber,117 Menit),film ini berkisah tentang Dua Sejoli yang saling mencintai tapi berasal dari Latar Belakang yang Berbeda. Brian adalah Dalang (Pemain Teater Boneka) yang Jatuh Cinta pada seorang Gadis Muslim (si Amber) asal Pakistan dengan Latar Belakang Keluarga Penganut Islam yang sangat Taat,mereka bertemu pada saat si Brian pergi ke Pakistan untuk mementaskan Pertunjukkan Boneka pada Tahun 2000. Ketika si Brian pulang ke Australia dia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan menikahi Amber (ini film yang benar-benar Bagus dan khususnya tentang Rakyat Australia yang berasal dari beragam Kaum yang ada di Dunia).
Film Bagus dan Unik yang aku tonton setelah itu,adalah sebuah Film Kanada yang berjudul "Eve and the Fire Horse" (Julia Kwan,92 Menit),si Eve adalah seorang Gadis Kecil yang Gemar Berkhayal dan dia Hidup diantara Cara Hidup Agama Buddha dan Agama Kristen Katolik. Dengan bantuan Kakak Perempuanya dia menciptakan sebuah Agama Baru,hasil Perpaduan kedua ajaran Agama tersebut.
Saat aku akan pulang,aku bertemu dengan Orang yang mensutradarai Film Donkey In Lahore,yaitu Pak Faramarz K Rahber. Aku ingin meminta Tanda Tangannya tapi aku tidak membawa Pulpen atau Alat Tulis lainnya. Kebetulan di sampingku ada seorang Perempuan Muda,ketika dia meminjamkan Pulpennya kepadaku,dia minta tolong kepadaku agar aku mengambilkan untuknya Tanda Pengenal Pak Faramarz K Rahber yang dikalungkan di Lehernya. Setelah aku bersusah payah diantara orang-orang yang mengerumuni Pak Faramarz,akhirnya aku berhasil mendapatkan Tanda Tangannya,kemudian aku meminta Tanda Pengenal yang dia kalungkan di Lehernya,dia bersedia memberikannya padaku Besok pada akhir penyelengaraan Jiffest di Goethe Institut. Kemudian aku mencari si Perempuan Muda itu untuk melaporkan kepadanya bahwa Pak Faramarz bersedia memberikan Tanda Pengenal Peserta Jiffest (yang dikalungkan Beliau di Lehernya) pada Esok Hari,dan mengembalikan pula Pulpen yang aku pinjam darinya,tapi sayangnya dia sudah pergi entah kemana.
Aku rasa ini adalah Keberuntunganku :) (karena aku berhasil mendapatkan Tanda Tangan dan Tanda Pengenal Jiffest Pak Faramarz).
Dari Kantor aku langsung menuju ke Goethe Institut dan aku berusaha secepatnya sampai kesana,karena ini adalah Hari Terakhir Penyelengaraan Jiffest (Senin,9-12-2008),dan aku ingin mendapatkan Tanda Pengenal Jiffest Pak Faramarz (Beliau sudah berjanji padaku untuk memberikannya pada hari Senin).
Aku menonton beberapa Film Indonesia yang Unik,yaitu ; "Bot...Perabot" (Jastis Arimba,7 Menit),film ini tentang Kenaikkan Harga Minyak yang berpengaruh buruk pada perniagaan.
"Babi apa Ayam?" (Sakti Parantean,13 Menit),film ini berkisah tentang seorang Gadis Kecil bernama Novi (keturunan Tionghoa) yang tinggal di Glodok (Pecinan),tapi hari-harinya diisi dengan Bekerja,bukan Belajar (dia bekerja membantu Ibunya yang adalah seorang Penjual Daging di Pasar).
"Irama Hari" (Steve Pillar Setiabudi,9 Menit),Beragam Makanan yang ada di Jalanan Jakarta tidak datang begitu saja. Kandungan dari berbagai Jenis Bahan. Film ini dipersembahkan untuk Orang-Orang yang telah memberikan Sumbangan ke Kehidupan Penduduk Jakarta.
"Makan Siang di Hari Jumat" (Ariani Djalal,8 Menit),film ini adalah Kisah dua Mesjid di Ibu Kota Negara dengan Penduduk Muslim yang terbanyak Sedunia dan bagaimana Kedua Mesjid itu berpengaruh pada orang-orang yang tinggal di sekitarnya.
"Musafir" (BW Purba Negara,17 Menit),ini adalah Kisah Sepasang Suami-Istri yang bekerja mengumpulkan barang-barang yang dibuang oleh Orang-Orang Kaya di Jakarta.
Kemudian untuk kedua kalinya,aku menonton Film Donkey in Lahore :-) (karena aku ingin bertemu Pak Faramarz dan meminta Tanda Pengenal Jiffestnya).
Menjelang Penutupan Jiffest Tahun 2008,Pak Faramarz melakukan Tanya Jawab dengan orang-orang yang menonton film yang dia sutradarai (Beliau sempat melihat ke arahku).
Setelah Acara itu selesai kami bercakap-cakap sebentar dan Beliau menepati janjinya kepadaku (memberikan Tanda Pengenal Jiffestnya). Kemudian kami berfoto bersama (seseorang memfoto kami berdua).
Bagiku Jiffest 2008 adalah Jiffest yang Terbaik dan Paling Berkesan bagiku,setelah Jiffest 2007.
Pendapatku (sejujurnya) tentang Jiffest 2009 adalah sebuah Jiffest yang sudah menyimpang dari Tujuan Idealismenya,yaitu,memberikan Tontonan Bermutu dan Cuma-Cuma pada Warga Jakarta dan Warga Dunia (karena semua Tiket harus dibeli).
Jiffest 2009 hanya diselenggarkan di satu tempat yaitu, Blitzmegaplex Grand Indonesia,Jl. M.H Thamrin,Jakarta Pusat (ini adalah salah satu penyimpangan dari tujuan Idealisme diselengarakannya Jiffest,yaitu tempat penyelenggaraan tersebar di beberapa tempat di Jakarta,sehingga Mudah untuk dijangkau oleh Warga Jakarta).
Pada Jiffest 2009,aku hanya menonton sebuah Film,yaitu sebuah Film Denmark yang berjudul "Little Soldier/Lille Soldat"(Annette K. Olesen,100 Menit),film ini berkisah tentang seorang Tentara Perempuan yang baru kembali dari Afghanistan ke Kampung Halamannya di Denmark dihantui oleh pengalaman buruknya di medan perang. Dia bertekad untuk Bangkit kembali untuk menata hidupnya,dan untuk memulainya dia berniat meminjam uang dari Ayahnya. Tanpa dia duga sebelumnya,dia tak dipinjamkan,kemudian Ayahnya malah menjadikan dia sebagai Supir untuk Pekerja Seks yang dia (Ayahnya) sewakan. Kemudian dia malah menjalin Hubungan yang Akrab dengan Pekerja Seks kegemaran Ayahnya (mereka sempat melakukan Hubungan Lesbian-Maaf).
Pada Jiffest 2010,hasratku untuk menonton film-film di Jiffest,sudah benar-benar hilang dan aku memutuskan untuk menonton Pertunjukkan Musikal Gajah Puteh di Teater Salihara (Minggu,5-12-2010).
Pada Tahun 2011,Jiffest benar-benar tak diselengarakan di Jakarta dan membuatku Heran,mengapa Jiffest 1998 bisa diselengarakan,padahal saat itu Ekonomi Indonesia sedang sangat Buruk dan Jakarta baru saja dilanda beragam Huru-Hara dan Kekacauan?
Acara yang bertemakan Kebudayaan bak Makanan bagi Jiwa dan Pikiran kita jadi,seharusnya Pemerintah kita sanggup menyisihkan Dana untuk itu (bukan hanya untuk dikorupsi :-) ).
Catatan Kaki : Pak Faramarz K Rahber adalah Orang Keturunan Iran dan berkewarganegaraan Australia. Beliau adalah Dosen/Pengajar di Griffith University (Queensland,Australia)
Kopaja adalah sejenis Minibus yang biasa dipergunakan oleh Warga Jakarta.